17 April, 2010

Sebaiknya Bapak Tahu

Tulisan ini saya dapatkan saat bw ke blognya alm.Alexander Abimanyu, sangat bagus isinya, di tulis oleh ibu anna maria anjarwati.
Simak yaaww..:)

Dalam hidup berkeluarga sangat sering terjadi kesalah pahaman antar pasangan yang dipicu oleh sesuatu yang tidak penting, yang hanya didasarkan pada persepsi masing-masing, tanpa konfirmasi terlebih dahulu kepada yang bersangkutan. Misalnya: bila ayah adalah seorang pencari nafkah tunggal yang tidak ingin istrinya bekerja, akan mudah beranggapan bahwa isteri di rumah pasti banyak waktu luang untuk tidur, nonton tv, gossip dengan tetangga dll.

Demikian pula isteri bisa beranggapan bahwa dia tidak boleh bekerja karena suami tidak ingin istrinya tahu sepak terjangnya di luar rumah, yang penting hidupnya dicukupi dan dia tidak boleh protes, harus terima kasih dan diam.Apabila secara materiil memang hidup layak dan tidak berlebihan, pada umumnya keluarga dalam situasi menyenangkan. Tetapi, bila karena keadaan memaksa harus hidup prihatin, atau pengetatan ikat pinggang, umumnya akan timbul konflik yang sebetulnya tidak perlu bila masing-masing mau memberi penghargaan pada apa yang telah dikerjakan pasangan.Sering kita mendengar para ayah mengatakan pada istrinya yang tidak bekerja: “Kamu itu di rumah ‘kan enak, ma, bisa tidur, santai, gossip, ke salon, arisan, belanja. Lha, aku? Kepala kujadikan kaki dan kaki kujadikan kepala buat mencukupi kamu dan anak-anak.”

Tulisan dibawah ini bukan bermaksud mendiskreditkan para suami. Banyak juga ibu-ibu atau para wanita yang keterlaluan dalam menghina suaminya yang sudah berjuang mati-matian demi keluarga.
Pria dan wanita dibawah usia 35 tahun saat ini sudah banyak yang menyadari bahwa hidup berpasangan adalah hidup saling, – melayani, mengerti, menolong, mengasihi, menyayangi, membantu mengasuh anak dll – bukan hanya kaum prianya saja yang harus dilayani seperti ayah atau kakek mereka.

Berdasarkan survey pribadi selama lebih dari 25 tahun terhadap keluarga maupun relasi yang saat ini usianya sebagian besar diatas 40 tahun dan usia perkawinan di atas 10 tahun, fenomena mengecilkan arti para ibu rumah tangga masih sangat terasa.

Kata-kata seperti contoh tersebut di atas sebenarnya sangatlah menyakitkan hati para ibu yang baik yang sudah rela melayani seluruh keluarga sehari penuh, kalau perlu 24 jam. Sering kedudukan seorang ibu rumah tangga diberi embel-embel “hanya” oleh media massa, seolah-olah perannya hanya sebagai pabrik anak. Tidak mempunyai hak apapun untuk kehidupannya sendiri. Memang bahasa media massa masih ‘bahasa laki-laki’. Contohnya: gadis yang diperkosa itu mengadu ke polisi karena telah digilir oleh beberapa pria, dan kalimat Raja itu menggilir tujuh isteri selain Permaisurinya. Nah, padahal kalau mengikuti tata bahasa kalimat sebelumnya, seharusnya Rajanya yang digilir para istri bukan?

Ibu yang baik, tugas rutinnya melampaui tugas-tugas rutin orang kantoran.Mari kita simak beberapa peran Ibu Rumah Tangga (mudah-mudahan para Bapak siap membacanya tidak kura-kura dalam perahu):
1.Sebagai pembawa kehidupan baru dalam keluarga : Melahirkan, inilah yang disebut takdir dan tidak dapat digantikan oleh kaum laki-laki.
2.Wakil Direktur bila suami sebagai Kepala Keluarga berhalangan datang disuatu pertemuan resmi sekolah anak, RT, RW atau keluarga besar, atau ketika karena satu dan lain hal suami harus tinggal dirumah sementara waktu (karena PHK atau sakit berkepanjangan, misalnya)
3.Sekretaris Pribadi sang suami untuk mencatat dan mengingatkan agenda kegiatan suami bila ada undangan, waktunya ke bengkel, mendampingi suami dalam acara-acara resmi kantor, mengingat dan merencanakan peringatan ulang tahun bagi anggota keluarga dan agenda kegiatan anak-anak baik sekolah maupun pelajaran-pelajaran tambahan.
4.Manajer Keuangan untuk mengelola gaji yang diberikan suami dengan pesan “pokoknya harus cukup, ya cuma ini yang bisa kuberikan”
5.Public Relations Manager: untuk memelihara hidup sosial dengan komunitas-komunitas baik kantor, keagamaan maupun sosial kemasyarakatan, termasuk mengcounter apabila ada berita-berita miring mengenai keluarga
6.Human Resources Manager: mengatur para keponakan atau mereka yang hidup bersama dalam satu rumah, pembantu, sopir, dan Satpam
7.Psikolog buat anak dan suami ketika mereka memerlukan untuk di dengar curhatnya
8.Diplomat: bila ada konflik antara Ayah dan anak-anak, antar anak-anak, antar keluarga besar dll.
9.Penerima tamu: kapan saja harus siap menerima para tamu yang datang berkunjung baik untuk kepentingan keluarga maupun komunitas lain
10.Paramedis, kalau perlu menjadi dokter: ketika ada anggota keluarga terluka atau sakit termasuk dirinya sendiri, biasanya ibulah yang mengetahui dimana letak obat-obatan
11.Tukang masak : belanja, memasak dan menyiapkan makan 3 x sehari.
12.Laundry / tukang cuci : mencuci, menjemur, menyeterika, dan menaruh baju yang sudah diseterika ke lemari masing-masing
13.Cleaning service: menyapu, mengepel, melap furniture dll
14.Tukang ojek: untuk anak-anak berangkat dan pulang sekolah bila anak-anak tidak menggunakan jemputan
15.Tukang kebun: mengurus tanaman agar tetap segar, rapi dan tidak mati
16.Babby sitter: mendampingi anak-anak mandi, belajar dan mengatur waktu tidur, menyuapi dan mengatur menu makanannya.
17.Guru les: untuk anak-anak terlebih bila mereka menghadapi ulangan atau ujian.
18.Guru agama dan etika untuk anak-anak (kalau anak-anak tidak sopan atau tidak faham agama, pasti yang disalahkan ibunya)
19.Interior dan exterior designer: agar rumah tidak membosankan untuk dilihat dari luar dan nyaman untuk ditempati

Tugas-tugas lain yang umumnya dibebankan kepada ibu:
1.Mengurus cattering: bila keluarga mengadakan hajatan seperti arisan keluarga besar, ulang tahun perkawinan, ulang tahun anak-anak dll pasti yang diminta mengurus hal ini sang Ibu.
2.Menjadi guide: bila ada keluarga yang datang dari luar kota terutama mertua
3.Mengelola dana sosial: untuk anak asuh, atau bantuan kepada saudara-saudara yang kurang mampu
4.Seksi perlengkapan: kalau mau pergi jauh seluruh keluarga, harus menyiapkan segala macam yang diperlukan seperti pakaian, mainan maupun obat-obatan untuk anak maupun Bapaknya.
Belum lagi mengingatkan Bapak untuk memeriksakan mobil ke bengkel sebelum hari H keberangkatan.

Kalau pendidikan anak dan kesehatannya kurang baik, pasti yang menjadi incaran tuduhan sang Ibu. Padahal ini anak bersama, dibuat juga bersama, kok yang harus bertanggung jawab cuma Ibu ya? Demikian pula bila baju lusuh, cat rumah kusam, furniture berdebu, koran, buku dan mainan berserakan, kran dan atap bocor, jarang terdengar orang menyalahkan Kepala Rumah tangga. Kalimat yang biasa terdengar, kasihan Bapak itu nggak diurusin istrinya. Atau kemana aja Ibunya kok rumah nggak ke urus, pada hal mungkin si Ibu sedang sakit, anak-anak memang bandel, ayah orang yang keras kepala, keuangan yang tidak memadai, ibu punya keterbatasan-keterbatan yang orang luar tidak mengetahui dll, yang menyebabkan keadaan rumah tangga menjadi seperti yang terlihat.

Nah, menyimak itu semua apakah berlebihan bila Ibu kadang-kadang ingin istirahat, rekreasi atau berlibur sejenak dengan teman-teman masa sekolah atau keluarganya? Betapa hebatnya seorang wanita yang mampu mengatasi semuanya dengan ikhlas tanpa mengeluh, mengomel atau protes. Apalagi, bila isteri harus membantu mencari penghasilan supaya dapur tetap ngebul. Seorang Ibu yang baik dengan tugas yang begitu kompleks pasti akan melakukan tugasnya dengan ikhlas.

Mereka pada umumnya hanya ingin mendapat penghargaan sedikit saja dari para suami dan anak-anak. Misalnya: sore hari ketika ayah pulang kerja, mengecup dahi isteri sambil tersenyum dengan mengatakan hal yang sederhana “Capek ya ma? Duduk sini dulu deh, sambil nunggu air panas. Biarin aku ambil minum sendiri”. Atau “ Ada crita apa nih anak-anak?” Atau “ Udah sore begini kok kamu tetep cantik?”. Atau membawa makanan kecil kesukaan sang istri. Sebetulnya seorang wanita hanya perlu didengar dan sedikit apresiasi. Kalau bisa seperti ini, dijamin isteri justru lebih giat melayani keluarga.
Suami yang bijaksana akan selalu siap mendengar cerita isterinya betapapun bosannya dia mendengar hal yang sama setiap hari. Karena terus menerus di rumah, otomatis ceritanya ya itu-itu saja, bukan? Kecuali suami membebaskan isterinya untuk menggali potensi diri sang isteri tanpa harus bekerja diluar dengan memperbolehkan kursus, kuliah lagi atau hal-hal lain yang tidak membuatnya mandeg. Sehingga isteri lebih berkwalitas dan kalau diajak berdiskusi atau ngobrol bisa nyambung.

Buat para ibu yang tidak boleh bekerja apalagi ibu-ibu yang bertitel, tidak perlu menyesal. Anak-anak yang berkualitas adalah hasil dari asuhan Ibu yang berkualitas juga. Optimalkan pendidikan anak-anak ditangan sendiri. Tambahlah ilmu terus menerus dengan segala macam kursus kewanitaan maupun managerial ( melalui internet dapat mencari kursus jarak jauh baik dari lembaga pendidikan di Indonesia maupun di luar negeri ). Jangan tertinggal atau menampik kemajuan teknologi. Mintalah pada anak-anak atau suami mengajar hal-hal baru. Simak televisi yang bukan sinetron atau infotainment, bacalah buku-buku yang dibawa anak-anak, majalah yang bukan melullu majalah wanita, supaya ketika kita diajak suami atau anak-anak besosialisasi tetap nyambung dengan kondisi terbaru, sehingga kita menjadi pribadi yang menyenangkan untuk diajak ngobrol.

Penampilan harus tetap up to date, dan ini tidak perlu mahal. Model rambut dan pakaian yang selalu mengikuti jaman dapat disiasati sendiri tanpa biaya besar. Kalau ibu-ibu telah melakukan semuanya dengan baik dan ikhlas tetapi dimata Bapak masih saja kurang dan Ibu hanya dianggap pemicu keributan, berarti Bapaklah yang bermasalah. Kita wajib kasihan padanya, karena beliau tidak mempunyai rasa syukur. Tidak perlu mengutuk agar kutuk itu tidak memantul kepada diri kita sendiri.Tugas Ibu bertambah satu lagi, yaitu mendoakan Bapak agar tidak dihukum Tuhan karena telah menganiaya perasaan Ibu dan atau anak-anak.

Berbahagia dan bersyukurlah para Ibu yang mempunyai seorang suami yang mempunyai semangat berbagi dan penuh kasih sayang. Dalam kasih sayang tidak ada perpecahan, dominasi, kekuasaan, pemaksaan kehendak bahwa yang satu harus menjadi seperti apa yang diinginkan oleh pasangan.Karena pernikahan pada dasarnya adalah saling melayani, mengasihi, memberikan apa yang kita punya dan menerima apa yang tidak kita punyai. Allah akan memberikan kebahagiaan lahir batin kepada keluarga yang dapat mewujudkannya, akan memberkati / meridhoi segala usahanya sehingga hidup keluarga seperti ini akan selalu berkecukupan. Amin.

Para Bapak Sayangilah Istri Anda

08 April, 2010

Hadirnya anggota keluarga baru


Alhamdulillah..telah hadir anggota baru dalam keluarga ini. Dan kali ini saya tetep bertahan sebagai yang paling cantik, secara semua cowok gitu loooh..kekekeke.

Saat tiba di rumah pastilah saya bahagia..walopun udah kebayang bakal begadang untuk waktu yang tidak dapat di pastikan hehehe. Dan yang penting olan bisa menerima dan menyambut adeknya dengan ceria.

Hiks...tapi semua itu tidak bertahan lama!! selanjutnya olan berbalik 180 derajat. Selalu gangguin adeknya, popok di sembunyikan bahkan di masukkankan ke bak mandi (catat: semua popok, wkwkwk), juga sarung tangan-kaki di sembunyikan (catat: ini juga semua, whuaaa), belum lagi hal bahaya yang tak jarang di terima si adek..misal: loncat2 di tempat tidur, tangan ato kaki di tarik, dada di tekan dan masih banyak yang jujur bikin saya stres!! Dudududu....

Stres saya semakin bertambah sebab suami ada tugas ke kota makassar. Whuaaa...belom berangkat aja saya udah sedih duluan, soalnya pasti olan tambah jadi nakalnya (olan lumayan takut kalo ayahnya keras) tapi yasudahlah life must go on. Yang kerja harus ngurusin kerjaannya, sementara yang dirumah harus tetep semangat n tabah ngurus 2 krucil. Ohya sebenarnya saya ga sendirian di rumah, ada uti (mertua) dan ada pengasuhnya anak-anak. Tapi kan ya namanya balita pasti dikit2 mamanya.

Jadi yang sering terjadi..saat adeknya mau nenen atau mau di gendong, pasti si kakak nangis jejeritan mamanya ga boleh kasih nenen or gendong. Duh ini yang bikin saya stres!! Kenakalan olan mungkin di picu oleh banyak hal baru. Diantaranya adalah: kalo dulu orang selalu nyapa olan trus sekarang jadi nyapa adeknya dulu, juga tamu yang datang kerumah..semua kan tujuannya ke adek, perhatian ortu juga otomatis pasti berubah..padahal saya dan suami sudah berusaha maksimal untuk berbagi perhatian..tapi yah tetep aja kurang berhasil. Misal saat buka kado..saya juga bilang olan juga banyak kadonya (kebetulan memang banyak baju olan yang masih ada labelnya, waktu itu belinya masih kegedean hehehe), juga saya libatkan untuk minta tolong ambilin popok atau yang lainnya..tapi yah kadang2 aja mau..banyak gak maunya :p

Mmm..saya jadi mikir dan salut dengan para mama yang punya anak lebih dari 2, saya ngurus 2 aja rasanya udah kalang kabut ga karuan dan waktu 24 jam terasa kurang!!! Wkwkwkwk hiperbola dikit :p

Trus bagaimana dengan ASI si adek ini?? Dari awal pengen banget bisa kasih ASI eksklusif..tapi ternyata ASI saya ga mencukupi sepertinya kalo tanpa di bantu sufor..apalagi harus sampai di stock di freezer segala. Jadi mimik susunya sufor dan ASI. Berharap bisa kasih ASI sampai 2 tahun seperti kakaknya dulu.

01 April, 2010

Cerita Hamil

Harusnya ini saya posting beberapa bulan yang lalu, minimal sebelom lahiran lah..tapi karena sedang ga mood nulis2, yasudah baru ini kesampaian. Seperti pada saat hamil anak pertama dulu, kehamilan yang ke-2 ini nyaman2 aja..ga pake munmun, ga pake ngidam yg aneh2, n alhamdulillah sehat terus (dalam keadaan fit). Bagamana dengan olan selama kehamilan saya??? Alhamdulillah sejak di kasih tau bakal punya adek olan tidak menunjukkan sikap yg aneh..bahkan perut saya juga seringkali di cium sambil nyapa adek nya. Yang selalu diucapkan olan : "halooo adek..assalamualaikum" :)

Dalam hati saya bersyukur olan kliatannya bakal sayang sama adeknya. Tapi ada 1 hal aneh yg menjadi kebiasaan olan hingga sekarang. Sejak di kasih tau bakal punya adek, olan jadi suka minta nenen!! Walo hanya di pegang2 aja. Duuhhh..tapi yasudah lah saya biarin aja, mgkn dia ga rela nenenya bakal jadi milik adeknya. Ya gitu deh seputar perilaku olan.Anak pertama udah laki2, jadi anak ke-2 ini saya berharap perempuan (hehehe gpp kan ngarep.com). Sampe usia 7 bulan si dedek inside belom juga menunjukkan kelaminnya dengan jelas..sampe tiap kali USG selalu deg2an n penasaran :DYa sudahlah menginjak 7 bulan saya yakin 90% bahwa dedek inside insyaalloh cowok. Adalah beberapa tanda2 fisik pada saya yang sama seperti saat hamil anak 1 dulu. Walopun dalam hati mengharapkan adanya keajaiban n dedek inside adalah cewek!!! Hehehe tetep...:p

ohya, ini foto bumil kira-kira 2 minggu sebelum lahiran :)



Prediksi dokter bakal lahir sekitar tgl 12 januari 2010, makanya saya start cuti tgl 1 januari (siapa tahu tgl kelahiran bakal maju spt hamil terdahulu).Tgl 12,13,14,15...sampe 18 belom ada tanda2. Panik juga sie takut ada apa2 heheheAkhirnya saat yg di nanti tiba juga!! Tgl 19 pagi jam 6 keluar flek, waktu di periksa dokter udah bukaan 1 mau 2..alhamdulillah. Tunggu punya tunggu ternyata proses bukaannya lamaaaa bgttt..huhuhu bisa di bayangin dong gimana saya pada saat itu. Jam 8 malem udah mules2 bgt n di cek ternyata masih bukaan 3!!!! What???? Dari pagi jam 6 n masih segitu??? Jiaaaahhhh lgsg lemes deh (sambil membayangkan ntar bukaan 7 dst gimana sakitnya ). Mmmm...akhirnya si dedek lahir ke dunia ini pada pukul 01.45 dini hari. Alhamdulillaaaah....:) n ternyata beratnya 3.45 kg!! Pantesan luar biasa sakitnya :D

Ini dia foto my baby :)



Begitulah kira2 prosesnya hehehe..dan selanjutnya adalah proses pemulihan. Ohya ada yang lucu, saya kan belom pernah pisah sama olan (anak pertama). Mau ga mau pas lahiran kan pisah yaa..trus olan telpon dari rumah, ya ampuuun bukannya ceria di tlp anak, saya malah nangis sesenggukan!!! Wkwkwkwk Segini dulu cerita seputar hamil hingga melahirkan. Bagaimana olan menyambut kehadiran adeknya?? saya akan posting selanjutnya..:D